Pada bagian lambung di belakang pasukan Warastika, terlihat pasukan yang dipimpin Ra Caksana – yang berwajah sedikit bundar – dapat memecah kerumunan barisan pasukan Ki
“Aku tak ingin menjadikanmu orang yang melampaui batas. Aku sekedar mengingatkan bahwa sekarang ini kau mendapat kesempatan untuk menjadi penguasa tahta Demak.” “Jadi, berita itu
“Toh Kuning!” seru Ken Arok yang terkejut melihat sosok Toh Kuning berjalan mendekati kelompoknya. Toh Kuning tersenyum saat memandang wajah Ken Arok. Ia berkata, “Kau
Bapak menyalakan batang rokok kelima. Asap bergulung memenuhi udara. Namun hembus angin segera menerbangkannya ke utara. Hening memeluk kami. Aroma kenanga, melati, mawar dan kanthil
Terjangan Ki Cendhala Geni memaksa Ki Sentot untuk memberikan aba-aba bahwa pertempuran harus segera dimulai. Tak lama setelah Ki Cendhala Geni melintasi dinding api, pasukan
Sukra merasakan jantungnya berdetak lebih kencang. Terbayang dalam pikirannya, bagaimana perasaan Agung Sedayu yang secara mengejutkan tiba-tiba mendapati wajahnya bersungut-sungut tepat di hadapan wajah senapati
Dalam sekejap Ki Cendhala Geni kemudian melenting dan jungkir balik di udara mendekati dinding api dan sebelum kakinya menginjak tanah, kapaknya berputar-putar seperti baling-baling mengibaskan
Aku tidak menghitung waktu yang berlalu. Saat itu aku tengah berada di dalam duniaku sendiri. Samar-samar aku mendengar suara ibu menyebut namaku. Ah, sulit bagiku
Di pedukuhan induk. Setelah Dharmana memberi tahu tentang dua anak muda dari Menoreh pada penjaga regol, maka Sayoga dan Sukra mendapat izin menemui Agung Sedayu.
Surata beranjak bangun lalu melompat dan berlari ke arah pedukuhan induk tanpa keraguan sama sekali! Hentakan semangat begitu dahsyat hingga ia berlari sambil menebaskan senjata
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.