TETAPI segera kaki itu ditarik, dan sekali menggeliat Mahesa Jenar telah berdiri di belakang Watu Gunung. Tangannya bergerak cepat sekali ke arah kepala Watu Gunung.
“Pagi ini suamiku tidak pergi ke sawah. Badannya merasa tidak enak. Dahinya panas dan jantungnya serasa berdetak lebih cepat.” “O…” Penjual nasi tumpang itu menjadi
Ajakan untuk berpikir positif terhadap sesama sering kita dengar; namun sepertinya ini tidak berlaku pada cara pandang kita ke kelompok yang secara ekonomi tidak mampu.
Kinasih kemudian menerima pesan dan keterangan lebih banyak lagi tentang segala yang terkait dengan kewajibannya. Kegelapan yang membayang di dalam benaknya pun sirna perlahan. Demikianlah
PERJALANAN itu sudah menjadi semakin jauh. Malampun menjadi larut. Embun mulai terasa membasahi kulit. Ketika Paksi Pamekas berpaling, yang tampak hanyalah kegelapan. Hitam pekat. Paksi
SAMPARAN menarik alisnya tinggi-tinggi, kemudian menjawab, “Keadilan yang tertinggi terletak di tangan takdir. Karena itu pembelaan dalam persoalan ini pun sudah seharusnya kalau didasarkan atas hal
Lembu Jati ternganga karena gerakan Arya Penangsang yang di luar perkiraan. Sekejap kemudian dia tampak berpikir keras mencari jalan menghentikan perjalanan Arya Penangsang. “Bila dia
Jantung Kinasih berdetak kencang. Darah Kinasih berdesir lebih cepat. Gadis cerdas yang juga rupawan itu segera tampak berpikir sungguh-sungguh. Dia tidak segera menjawab pertanyaan Ki
TERIAKAN yang dilontarkan sepenuh tenaga itu bergetar memenuhi halaman Kademangan, sehingga semuanya terkejut karenanya. Dan pertarungan itu pun segera terhenti. Ternyata yang berteriak itu adalah
AWAN yang hitam pekat bergulung-gulung di langit seperti lumpur yang diaduk dan kemudian dihanyutkan oleh banjir, sehingga malam gelap itu menjadi semakin hitam. Sehitam suasana
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.