Ki Wijil beserta anak istrinya masih menundukkan kepala dan berdiam diri. Tak sepatah kata pun yang keluar dari bibir mereka. Agaknya mereka memahami jika kabar
“Sebagai panglima prajurit, saya menyatakan bahwa murid-murid Begawan adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas kekacauan yang terjadi di tempat ini. Dan saya juga seorang senapati
Maka pertemuan pun dibubarkan. Ki Demang segera pergi ke ruang belakang menemui istrinya. Saat itu Nyi Demang masih berisak lirih dengan beberapa orang perempuan yang
“Ki Rangga,” sambut Sabungsari lalu memberi tempat bagi Agung Sedayu untuk berdiri di sampingnya. “Perintahkan mereka untuk mundur,” kata Agung Sedayu pada lurah muda Mataram.
Pangeran Benawa yang belum menginjak lima belas tahun telah menjadi saksi kehidupan di dalam istana Pajang. Banyak orang mengatakan bahwa ia akan menjalani hidup di
Penculikan Demikianlah yang terjadi di pusat kotaraja ketika Laksa Jaya sedang menemui Ki Cendhala Geni di balairung keraton Kahuripan. Laksa Jaya telah mengutarakan semua rincian
Agaknya para pengawal enggan menjawab pertanyaan Ki Wijil. “Mungkin ini adalah bagian sikap mereka yang harus berhati-hati terhadap orang yang baru dikenal, dan boleh jadi
Para peronda yang tumbang dan Sarja yang terlentang menjadi batas kemampuan mereka. Bahwa lawan mereka, Ki Garu Wesi, benar-benar berada di luar jangkauan kepandaian mereka,
“Untuk itulah saya berada di sini, Eyang. Selain berpamit pulang, saya juga ingin menyampaikan apa yang telah saya dengar dari Adipati Hadiwijaya. Rencana paman Trenggana
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.