KI Panuju membagi kelompok. Bunija, Sutiyasa dan Marsudi beroleh tugas menemui Ki Rangga Agung Sedayu, sedangkan Ki Panuju dan Santosa akan bergerak memberi dukungan pada
Maka tidak heran apabila Pangeran Parikesit harus mempertaruhkan hidupnya sendiri demi keselamatan Adipati Hadiwijaya dan seluruh Pajang. Ia mengerti bahwa keponakannya itu tidak akan sanggup
Bunija kembali berhenti sejenak untuk mengatur napas. Ketika debar jantungnya tak lagi bergolak, ia merambat pelan. Semakin dekat dengan akhir tanjakan, tubuhnya semakin rendah, lalu
Waktu itu, di Kerajaan Dwarawati, Prabu Kresna Wasudewa sedang memimpin pertemuan yang dihadiri Raden Samba Wisnubrata, Arya Setyaki, dan Patih Udawa. Sejumlah persoalan mendapat perhatian
Gebrakan hebat Sayoga menyita perhatian Ki Dirgasana. Bahkan orang ini merasa cemas karena Sayoga melanjutkan terjangan dengan pedang kayu yang berayun membadai. Seketika ia melihat
”Tidak semudah itu, Ki Rangga.” Ia memijat dua keningnya, sementara wajah Lembu Daksa semakin kelam tertutup mendung hitam. Permasalahan yang ia hadapi membuat sesak dalam
Kurang dari sedepa. Tanda bahaya bangkit dari dalam perasaan Dharmana. Menyadap olah kanuragan di Perguruan Orang Bercambuk menjadikan tubuhnya lebih peka. Meski perhatiannya tersedot oleh
Swandaru Geni yang sempat menjajagi kepandaian Dharmana kemudian memutuskan untuk meluangkan waktu khusus supaya Dharmana semakin baik dalam penguasaan dasar-dasar jalur ilmu.
“Kalian dilarang menghukum mati para penyusup ini sebelum Ki Tumenggung Mahesa Wunelang mengambil keputusan,” kata Toh Kuning sesaat setelah meringkus para penyusup kawanan Ki Barungga.
Kiai Rontek, yang memiliki keyakinan atas Wedhus Gembel sebagai ilmu yang bertengger di puncak langit, juga merasakan adanya kekuatan yang hendak melumpuhkannya dari dalam. Ia
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.