“Kumpulkan juga polongnya, Ani!” Suara bapak terngiang di udara. Bayangan diriku dengan rambut kuncir kuda, bergegas mengumpulkan polong seperti perintah bapak. Aku melihat bayangan diriku,...
Sebentar aku menyesal. Rasa sesal inilah yang paling kuat menegurku untuk pulang. Bahwa aku telah abai dan tidak mengindahkan pesan bapak sebelum ini. Memang, tidak...
Dan sampai malam ini, aku belum mengerti arti ucapanmu, Bapak! “Lakukan saja, suatu saat nanti kau akan mengerti.” Jawaban yang sudah aku dengar berulangkali. Menjadi...
Aku berdiri menatap kerlip lampu jalanan. Bau anyir besi karatan menyeruak dari teralis kusam. Hatiku tidak di sini. Rindu telah membawanya pergi sejak siang tadi....
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.