Padepokan Witasem

Category : Bab 1 Bulan Telanjang

Bab 1 Bulan Telanjang

Bulan Telanjang 12

kibanjarasman
Sang Maharani. Menyendiri untuk terakhir kali di rumah ini. Aku sedang dituntun oleh wibawa yang menggaung dalam jiwaku ketika ibu menyerukan namaku....
Bab 1 Bulan Telanjang

Bulan Telanjang 11

kibanjarasman
Bulan Telanjang. Namaku Dyah Murti. Aku akan mengulum puting susu ibuku untuk terakhir kali....
Bab 1 Bulan Telanjang

Bulan Telanjang 10

kibanjarasman
Aku raih punggung tangan ibu, lalu keluar menemui utusan ayah. Seperti itulah sikapku setiap kali orang asing bermalam di rumahku. Mereka akan berkisah mengenai bukit-bukit...
Bab 1 Bulan Telanjang

Bulan Telanjang 9

kibanjarasman
Matahari terus menapak semakin tinggi. Kabut telah beranjak dan angkasa begitu cerah pada siang itu.  Aku duduk berdua dengan ibuku di beranda. Beliau terlihat sangat...
Bab 1 Bulan Telanjang

Bulan Telanjang 8

kibanjarasman
Aku memasuki sebuah ruang yang berhawa tetapi tidak mempunyai angkasa. Aku tidak melihat tempatku berpijak, tetapi aku tidak melayang. Sesuatu yang padat lagi kenyal menjadi...
Bab 1 Bulan Telanjang

Bulan Telanjang 7

kibanjarasman
Tiba-tiba aku merasa lapar, dan tanpa tahu penyebabnya, perih dan gatal mendadak sirna. Mungkin karena aku terpana dengan yang terpampang di depan mataku. Bisa karena...
Bab 1 Bulan Telanjang

Bulan Telanjang 6

kibanjarasman
Rasa gatal semakin dalam memasuki tubuhku. Ia tidak lagi merambat permukaan kemaluan, tetapi menyusup ke bagian dalam. Di balik kulit perutku, di setiap pembuluh darahku,...
Bab 1 Bulan Telanjang

Bulan Telanjang 4

kibanjarasman
Han Rudhapaksa memandang lekat wajahku. Aku merasakan getaran janggal ketika bola mata kakek terlihat membesar, lalu tiba-tiba kembali wajar. Semacam kengerian merasuki jiwaku, namun mendadak...
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.