Padepokan Witasem
Home Page 9
Bab 2 Nir Wuk Tanpa Jalu

Nir Wuk Tanpa Jalu 14

kibanjarasman
Seakan ada sepasang mata yang memandangku dengan wajah yang bergaris kebengisan. Lantas pemilik wajah itu berkata, “Masa mudamu yang terhimpun di Kalingan bukanlah sebuah waktu
Bab 1 - Serat Lelayu

Serat Lelayu 15

kibanjarasman
“Tuntaskan tanggung jawab kalian,” ucap lantang Arya Penangsang menantang. Nada suaranya terdengar lebih tajam daripada ujung keris Kyai Setan Kober. Ki Bejijong mendengarkan ancaman itu
Bab 6 Mengguncang Pajang

Mengguncang Pajang 5

kibanjarasman
“Saya sependapat. Ratusan orang dengan senjata di tangan akan terbakar seperti rumput kering jika ada satu orang yang kehilangan pengamatan diri,” kata Ki Banyak Abang.
Bab 6 Geger Alas Krapyak

Geger Alas Krapyak 57

kibanjarasman
Sesungguhnya, rancangan cerdas Ki Untara untuk menyampaikan berita antar pengintai sudah mumpuni sebagai penunjang keprajuritan, tetapi suramnya malam adalah penghalang terbesar untuk tetap dijalankan. Kelebat
Bab 6 Geger Alas Krapyak

Geger Alas Krapyak 56

kibanjarasman
Pada senja ketika pasukan Raden Atmandaru bergerak mundur dari Karang Dawa, banyak pasang mata yang mengawasi dari balik rimbun semak yang dapat melindungi kuda dari
Bab 2 Nir Wuk Tanpa Jalu

Nir Wuk Tanpa Jalu 13

kibanjarasman
Aku tidak dapat melihat Gita Nervati dan Wong Awulung. Seandainya wajah mereka memperlihatkan perubahan, aku tidak akan tahu. “Apa artinya, Sang Hyang?” Wong Awulung bertanya
Bab 1 - Serat Lelayu

Serat Lelayu 14

kibanjarasman
Benar-benar mengejutkan! Ki Bejijong pun tidak menyangka bahwa Ki Maja Tamping mengubah tujuan serangannya. Dalam waktu itu, isyarat Ki Maja Tamping memang  tidak dipahaminya sehingga
Bab 6 Mengguncang Pajang

Mengguncang Pajang 4

kibanjarasman
“Siapa yang menjadi pemimpin kalian setelah Ki Nagapati? Aku, Ki Banyak Abang, datang tidak untuk berperang,” suara keras Ki Banyak Abang memecah keheningan permukiman. Beberapa
Bab 6 Geger Alas Krapyak

Geger Alas Krapyak 55

kibanjarasman
Untuk beberapa waktu, Swandaru merenungkan kalimat demi kalimat Pangeran Purbaya. Pikirnya, memang tidak patut ia memandang Untara dengan rasa iri maupun benci. Swandaru tahu bahwa
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.