Padepokan Witasem
cerita wayang
Cerita Wayang

Petruk Nagih Janji (Tamat)

Sementara itu, Petruk yang telah berganti nama menjadi Bambang Sukma-nglembara berhasil menyusup masuk ke dalam Keraton Dwarawati. Ia bersembunyi di balik tembok kaputren dan melihat Dewi Prantawati sedang duduk sendiri melamun entah memikirkan apa. Segera Bambang Sukma-nglembara bernyanyi, melantunkan tembang-tembang asmara dengan suaranya yang merdu mendayu.

Dewi Prantawati tampak menikmati alunan suara tersebut. Ketika lagu telah habis, ia baru sadar ada laki-laki berani menyusup ke dalam kaputren. Ia pun memanggil si penyanyi tersebut agar menampakkan diri. Bambang Sukma-nglembara pun muncul di hadapan Dewi Prantawati.

Dewi Prantawati bertanya asal-usul Bambang Sukma-nglembara dari mana, mengapa bisa masuk ke dalam kaputren. Bambang Sukma-nglembara berkata bahwa ia berasal dari Hutan Wanapringga yang tertarik mendengar kabar kecantikan Dewi Prantawati. Namun, Dewi Prantawati ternyata telah dijodohkan dengan Raden Lesmana, sungguh membuat hati kecewa.

Bambang Sukma-nglembara pun menjelaskan bahwa Raden Lesmana bukanlah laki-laki yang baik, melainkan seorang anak manja yang suka mengandalkan kekayaan orang tua. Alangkah baiknya jika Dewi Prantawati menjadi istrinya saja, tentu ia akan bernyanyi setiap hari untuk gadis tersebut.

loading...

Dewi Prantawati pada dasarnya sudah mendengar penuturan Raden Samba tentang keadaan Raden Lesmana. Sebenarnya ia ingin menolak perjodohan ini tetapi takut kepada sang ayah. Kali ini muncul Bambang Sukma-nglembara yang menawan hati, membuatnya semakin yakin untuk menolak Raden Lesmana Mandrakumara.

Maka, Dewi Prantawati pun berkata kepada Bambang Sukma-nglembara agar dirinya dibawa pergi saja, sehingga tidak jadi menikah dengan Raden Lesmana. Bambang Sukma-nglembara setuju. Namun, tiba-tiba Raden Lesmana datang bersama Raden Samba. Bambang Sukma-nglembara pun mengejek Raden Lesmana dan mempermainkannya. Raden Samba ikut bersorak di belakang, menertawakan tingkah konyol Raden Lesmana. Namun kemudian, ia sadar ternyata ada penyusup masuk ke dalam kaputren. Ia pun buru-buru pergi melapor kepada Prabu Kresna.

Bambang Sukma-nglembara tidak membuang waktu. Ia segera memasukkan Dewi Prantawati secara ajaib ke dalam cincin, menendang Raden Lesmana hingga jatuh terjengkang, kemudian kabur meninggalkan kaputren.

PRABU BALADEWA DAN PARA KURAWA MENGEJAR BAMBANG SUKMA-NGLEMBARA

Prabu Kresna telah menerima laporan Raden Samba tentang oraqng yang berani masuk ke dalam kaputren. Prabu Baladewa marah-marah dan mendatangi kaputren, namun yang ada di sana hanyalah Raden Lesmana sedang terguling di tanah dengan wajah meringis semakin terlihat jelek. Prabu Baladewa pun bergegas mengejar si pencuri yang meculik keponakannya. Prabu Duryudana juga memerintahkan Patih Sangkuni dan para Kurawa untuk ikut mengejar.

Bambang Sukma-nglembara berhenti di perbatasan ibu kota Dwarawati. Ia pun bertarung menghadapi para Kurawa yang datang mengejar. Gandarwaraja Swala tidak hanya mengubah wujud Petruk menjadi kesatria, tetapi juga membekalinya dengan ilmu kesaktian. Para Kuarwa pun dibuat porak-poranda dan babak belur menghadapai kesaktian Bambang Sukma-nglembara.

Prabu Baladewa maju sambil memaki-maki sesuai ciri khasnya. Bambang Sukma-nglembara menghadapinya dengan ikut memaki pula. Prabu Baladewa merasa risih ada yang mengembari cara bertarungnya. Karena pikirannya kesal dan tidak dapat bertarung dengan baik, lama-lama ia pun terdesak mundur.

Prabu Baladewa kemudian bertemu Raden Arjuna yang sedang dalam perjalanan menuju Kerajaan Dwarawati bersama Nala Gareng dan Bagong. Tujuannya ialah ingin menyaksikan pernikahan Raden Lesmana dan Dewi Prantawati. Prabu Baladewa memberi tahu Raden Arjuna bahwa pengantin wanita hilang diculik pemuda bernama Bambang Sukma-nglembara. Raden Arjuna pun bergegas mengejar penculik tersebut.

Bambang Sukma-nglembara bersiaga menghadapi Raden Arjuna. Karena masih kesal pada majikannya itu, ia pun bertarung tanpa segan-segan lagi. Berkat kesaktian yang diberikan Gandarwaraja Swala, Bambang Sukma-nglembara dapat meringkus Raden Arjuna. Prabu Baladewa dan Patih Sangkuni maju untuk menolong, tapi mereka ikut tertangkap pula.

Bambang Sukma-nglembara kemudian menangkap Nala Gareng dan Bagong. Dua panakawan itu pun dipaksa mulai saat ini harus bekerja menjadi pelayannya.

BAMBANG SUKMA-NGLEMBARA KEMBALI MENJADI PETRUK

Prabu Kresna mengawasi pertempuran dari jauh dan dapat menebak jati diri Bambang Sukma-nglembara. Ia lalu melesat terbang dan secepat kilat sudah mendarat di Desa Karangkadempel, menemui Kyai Semar. Prabu Kresna pun meminta maaf kepada Kyai Semar karena telah mengingkari janjinya kepada Petruk. Kini Kerajaan Dwarawati diserang pengacau bernama Bambang Sukma-nglembara yang telah menculik anak gadisnya, yaitu Dewi Prantawati.

Kyai Semar memahami maksud ucapan Prabu Kresna. Ia pun berjalan kaki menuju Kerajaan Dwarawati. Meskipun terlihat berjalan santai, namun kecepatan langkah Kyai Semar tidak dapat ditandingi Prabu Kresna. Akhirnya, mereka sampai di tempat Bambang Sukma-nglembara menangkap lawan-lawannya.

Kyai Semar maju menghadapi Bambang Sukma-nglembara dan menyuruhnya untuk menyerah. Bambang Sukma-nglembara tertawa menolak dan meminta agar Kyai Semar saja yang ikut dengannya. Kyai Semar tidak banyak bicara. Ia memegang kuncung di kepala lalu mengusapkan tangannya ke wajah Bambang Sukma-nglembara. Seketika wujud Bambang Sukma-nglembara pun kembali menjadi Petruk, sedangkan Dewi Prantawati keluar dari cincin di tangannya.

DEWI PRANTAWATI TETAP MEMILIH PETRUK

Kyai Semar memarahi Petruk yang bertindak di luar batas, berani meringkus Prabu Baladewa, Raden Arjuna, dan Patih Sangkuni. Petruk menyesali perbuatannya namun ia tetap pada pendirian : ini semua karena Prabu Kresna yang mengingkari janji, dan mereka bertiga juga ikut bersalah karena mendukung perkawinan Dewi Prantawati dengan Raden Lesmana Mandrakumara. Itu artinya, mereka ikut mendukung Prabu Kresna berbuat dosa.

Kyai Semar berkata bahwa Prabu Kresna sudah menyadari kesalahannya. Prabu Kresna pun meminta maaf kepada Petruk karena mengingkari janji. Sejujurnya ia memang malu memiliki menantu seorang panakawan. Akibatnya, Dewi Prantawati yang menjadi korban, yaitu menjadi perawan tua, sedangkan saudari-saudarinya yang lain telah menikah semua. Itu karena Prabu Kresna selalu menunda-nunda pernikahan Dewi Prantawati dengan Petruk.

Petruk pun meminta maaf atas ulahnya membuat kekacauan di Kerajaan Dwarawati. Ia terpaksa melakukan ini semua adalah untuk menyelamatkan nama baik Prabu Kresna. Sebagai raja agung titisan Batara Wisnu, Prabu Kresna tidak sepantasnya melanggar ucapannya sendiri. Maka, sebelum Dewi Prantawati dinikahkan dengan orang lain, Petruk pun lebih dulu menculiknya, sehingga Prabu Kresna dapat terhindar dari dosa.

Prabu Kresna berterima kasih atas perhatian Petruk. Meskipun dirinya titisan Batara Wisnu, tetapi sebagai manusia tetap saja bisa berbuat khilaf. Namun, anaknya sudah terlanjur jatuh cinta kepada Bambang Sukma-nglembara, apakah mau menikah dengan Petruk? Petruk pun bertanya kepada Dewi Prantawati apakah bersedia menikah dengannya. Jika Dewi Prantawati tidak sudi memiliki suami yang buruk rupa seperti dirinya, maka silakan saja menikah dengan orang lain, ia tidak akan mengganggu lagi.

Dewi Prantawati tidak menjawab, tetapi meminta Petruk menyanyikan sebuah lagu untuknya. Petruk pun menembangkan lagu seperti yang ia nyanyikan di kaputren tadi.

Di sini kita bicara

Dengan hati telanjang

Lepaslah belenggu

Sesungguhnya lepaslah

Sesuatu yang hilang

Sudah kita temukan

Walau mimpi ternyata

Kata hati nyatanya

Bagaimanapun aku harus kembali

Walau berat aku rasa kau mengerti

Simpanlah rindumu jadikan telaga

Agar tak usai mimpi panjang ini

Air mata nyatanya

Sampai berapa lama kita akan bertahan?

Bukan soal untuk dibicarakan

Mengalirlah

Mengalirlah

Mengalirlah

Bagaimanapun aku harus kembali

Walau berat aku rasa kau mengerti

Simpanlah rindumu jadikan telaga

Agar tak usai mimpi panjang ini

Air mata nyatanya

Agar tak usai mimpi panjang ini

Air mata akhirnya

Simpanlah rindumu jadikan telaga

Agar tak usai mimpi panjang ini

Air mata nyatanya

(Iwan Fals mode on)

Dewi Prantawati terhanyut mendengar suaranya. Ia lalu berkata kepada sang ayah, bahwa dirinya jatuh cinta kepada Bambang Sukma-nglembara adalah karena mendengar suara yang merdu. Meskipun Bambang Sukma-nglembara sudah tidak ada lagi, dan sudah kembali ke wujud Petruk, namun suaranya tidak berubah. Asalkan bisa mendengar suara merdu Petruk setiap saat, Dewi Prantawati akan merasa sangat bahagia.

Petruk gembira mendengar ucapan itu, pertanda Dewi Prantawati bersedia menjadi istrinya. Ia pun memanggil Prabu Kresna sebagai ayah mertua, dan membebaskan Prabu Baladewa, Raden Arjuna, juga Patih Sangkuni. Prabu Baladewa dan Raden Arjuna sudah melihat sendiri betapa tulus perasaan Dewi Prantawati. Maka, mereka pun ikut merestui Petruk menjadi menantu Kerajaan Dwarawati dan meminta maaf tadi telah berusaha menggagalkan usahanya menagih janji. Sementara itu, Patih Sangkuni dan para Kurawa kembali ke tempat Prabu Duryudana dan Raden Lesmana. Sungguh besar rasa malu yang diderita Prabu Duryudana karena anaknya lagi-lagi kalah bersaing, dan yang lebih parah, kali ini kalah bersaing melawan panakawan. Mereka pun bergegas pulang ke Kerajaan Hastina.

Prabu Kresna kini telah mantap menyerahkan Dewi Prantawati kepada Petruk. Keduanya lalu dinikahkan di istana Kerajaan Dwarawati dengan perayaan yang meriah.

Wedaran Terkait

Taman Sriwedari dalam Cerita Wayang

kibanjarasman

Suralaya Binangun

kibanjarasman

Resi Siwandaraka 2

kibanjarasman

Resi Siwandakara 1

kibanjarasman

Petruk Nagih Janji 5

kibanjarasman

Petruk Nagih Janji 4

kibanjarasman

Leave a Comment

error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.