Padepokan Witasem
cerita wayang
Cerita Wayang

Resi Siwandakara 1

BATARA KALA MENJADI RESI SIWANDAKARA

Di Pulau Nusakambangan, Batara Kala merenungi nasibnya yang gagal mencari mangsa golongan Sukerta dan Sengkala akibat campur tangan Ki Dalang Kandabuwana penjelmaan Batara Wisnu. Ia merasa iri pada kehebatan kakaknya itu, dan memutuskan untuk pergi bertapa agar bertambah ilmu kesaktiannya.

Batara Kala pun memilih Hutan Tulyan sebagai tempatnya bertapa. Berbulan-bulan lamanya ia bersamadi mengendalikan hawa nafsu, membuat kesaktian dan kecerdasannya berkembang pesat. Tidak hanya itu, ia juga menyusun jenis agama baru sebagai pecahan Agama Dewa, yang disebut dengan nama Agama Kala. Semakin hari jumlah murid dan pengikutnya semakin bertambah banyak. Ia lalu mendirikan padepokan sebagai tempat mengajar dan berganti nama menjadi Resi Siwandakara.

SRI MAHARAJA BALYA MENGIRIM SERANGAN KE HUTAN TULYAN

loading...

Sri Maharaja Balya di Kerajaan Medang Siwanda dihadap Resi Kuramba selaku raja bawahan di Kerajaan Medang Pura. Mereka membicarakan adanya agama baru bernama Agama Kala yang diajarkan oleh seorang brahmana berwujud raksasa, bernama Resi Siwandakara. Sri Maharaja Balya merasa resah karena banyak pengikut Agama Siwah yang beralih memeluk Agama Kala. Maka, Resi Kuramba pun dikirim untuk memanggil Resi Siwandakara datang ke Medang Siwanda.

Resi Kuramba membawa pasukan gabungan Medang Siwanda dan Medang Pura mendatangi Resi Siwandakara di padepokan Hutan Tulyan. Terjadilah percakapan antara dirinya dengan resi berwujud raksasa itu yang berlanjut dengan perdebatan adu kepandaian. Resi Kuramba kalah perbawa dan memaksa Resi Siwandakara ikut dengannya ke Medang Siwanda dengan menggunakan kekerasan.

Resi Siwandakara melawan sehingga terjadilah pertempuran. Resi Kuramba dan pasukannya merasa terdesak kewalahan. Mereka tidak mampu menghadapi kesaktian Resi Siwandakara, sehingga terpaksa mundur kembali ke Kerajaan Medang Siwanda.

SRI MAHARAJA BALYA MEMELUK AGAMA KALA

Sri Maharaja Balya menerima laporan Resi Kuramba yang gagal menjalankan tugasnya. Hatinya tersinggung mendengar Resi Kuramba memuji-muji kepandaian dan kesaktian Resi Siwandakara. Sri Maharaja Balya sangat murka dan mengusir pergi Resi Kuramba dari Kerajaan Medang Siwanda. Resi Kuramba lalu kembali ke wujud semula, yaitu Batara Singajalma, dan ia melesat pergi menuju kahyangan.

Sri Maharaja Balya kemudian berangkat sendiri ke Hutan Tulyan menemui Resi Siwandakara. Keduanya terlibat perdebatan adu kepandaian yang dilanjutkan dengan pertarungan adu kesaktian. Akhirnya, Sri Maharaja Balya harus mengakui bahwa lawannya lebih unggul, dan ia pun menyatakan tunduk kepada Agama Kala.

Sri Maharaja Balya lalu membawa Resi Siwandakara bergabung di Kerajaan Medang Siwanda sebagai patih. Bersama-sama mereka menyebarkan Agama Kala sehingga berkembang semakin luas dengan jumlah pengikut yang semakin banyak. Di antara para raja yang bergabung dengan mereka adalah seorang raja gandarwa bernama Prabu Waka dan seorang raja raksasa bernama Prabu Citraksa.

SRI MAHARAJA BALYA MENYERANG KAHYANGAN SURALAYA

Agama Dewa di Pulau Jawa kini hanya tinggal dua aliran saja yang berkembang pesat, yaitu Agama Kala dan Agama Indra. Para pengikut kedua aliran ini banyak yang terlibat perselisihan dan perkelahian, karena sama-sama merasa paling benar. Batara Indra sendiri akhirnya turun tangan dan mengirim surat ke Kerajaan Medang Siwanda supaya Sri Maharaja Balya beralih memeluk Agama Indra. Tentu saja hal ini membuat Sri Maharaja Balya sangat marah dan segera mengirim pasukan untuk menyerang Kahyangan Suralaya.

Pasukan Kerajaan Medang Siwanda yang dipimpin Patih Siwandakara, Prabu Waka, dan Prabu Citraksa berangkat menyerbu Gunung Mahameru. Sesampainya di sana mereka berhadapan dengan pasukan Kahyangan Suralaya yang dipimpin Kapi Malawapati. Pertempuran besar pun terjadi. Pihak kahyangan mengalami kekalahan di mana Kapi Malawapati tewas di tangan Patih Siwandakara.

Melihat panglimanya mati, pasukan jawata pun kocar-kacir dan mundur ke dalam Kahyangan Suralaya, kemudian menutup pintu gerbang rapat-rapat.

 

Sumber

Wedaran Terkait

Taman Sriwedari dalam Cerita Wayang

kibanjarasman

Suralaya Binangun

kibanjarasman

Resi Siwandaraka 2

kibanjarasman

Petruk Nagih Janji 5

kibanjarasman

Petruk Nagih Janji 4

kibanjarasman

Petruk Nagih Janji (Tamat)

kibanjarasman

1 comment

Merebut Mataram 32 - Padepokan Witasem 28/08/2021 at 09:00

[…] Resi Siwandaraka  […]

Reply

Leave a Comment

error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.