Agaknya para pengawal enggan menjawab pertanyaan Ki Wijil. “Mungkin ini adalah bagian sikap mereka yang harus berhati-hati terhadap orang yang baru dikenal, dan boleh jadi...
Para peronda yang tumbang dan Sarja yang terlentang menjadi batas kemampuan mereka. Bahwa lawan mereka, Ki Garu Wesi, benar-benar berada di luar jangkauan kepandaian mereka,...
Tiba-tiba seekor kuda meringkik di dekatnya, kemudian diikuti sebuah bayangan meluncur cepat melintasi sungai tempatnya berendam. Begitu cepat orang itu melayang di atas sungai hingga...
“Cukup!” Gelegar suara Ki Garu Wesi memukul tulang dada peronda. Meski terkejut, bahkan langkah Sabungsari sempat terhenti, ia menduga bahwa lawannya akan mengeluarkan tandang lebih...
“Apakah ada yang datang sebelum kau masuk halaman ini?” “Tidak ada. Tetapi saya sempat melihat seorang melompati dinding sebelah selatan rumah ini. Dan derap kaki...
Yang kemudian dilakukan Sabungsari adalah memberi tanda kepada pasukannya untuk menyerang Ki Garu Wesi. Ia sudah tidak melihat kemungkinan selain bertempur. Melepaskan diri dari cengkeram...
Ketika ia telah mencapai sebatang pohon untuk menyandarkan punggung, Ki Tunggul Pitu merasakan angin kemenangan begitu dekat. Hanya sejangkauan lengan menurutnya. Meski demikian, ia masih...
Cambuk Agung Sedayu telah membawa gelisah bagi Ki Tunggul Pitu. Meskipun ia tidak lagi berhadapan langsung dengan senapati pasukan khusus, namun kekuatan Agung Sedayu seolah...
“Kematian yang tidak terduga karena serangan kecil selalu menjadi kejutan yang mematikan!” kata Ki Garu Wesi dalam hati. Ia mengabaikan kata curang yang mungkin ditujukan...
Dan begitulah Agung Sedayu. Ia bergerak ke kiri namun ujung cambuknya berputar lalu menghantam melalui sisi sebaliknya. Ketika ia meloncat surut, Agung Sedayu dengan tangkas...
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.