Semakin mencoba melupakan, ternyata rasa itu semakin menggigit perih. Mataku bengkak, pipiku membasah, batinku remuk.
Ajur, Jum!
“Cukup sudah, aku tak akan mencoba lagi!”
Kaca yang tergantung di dinding kamarku bergetar. Memantulkan wajah sedih. Sangat menyedihkan!
loading...
Aku ijinkan rasa itu mengalir, lalu memercik pada luka yang menganga. Karenamu.
Oleh Wulan