Aku raih punggung tangan ibu, lalu keluar menemui utusan ayah. Seperti itulah sikapku setiap kali orang asing bermalam di rumahku. Mereka akan berkisah mengenai bukit-bukit...
“Kamu yakin atau merasa terpaksa? Atau hanya ingin memuaskan rasa ingin tahumu saja?” “Boten, Pak. Saya yakin,” tandasku mantab. Bapak menyesap kopi yang tersisa sepertiga...
Tahun demi tahun melesat bagai peluru. Aku tumbuh besar dan kegiatan bermainku menjadi berkurang. Setelah lulus SMP, aku melanjutkan sekolah di kota Salatiga yang berjarak...
Rasa gatal semakin dalam memasuki tubuhku. Ia tidak lagi merambat permukaan kemaluan, tetapi menyusup ke bagian dalam. Di balik kulit perutku, di setiap pembuluh darahku,...
Aku sedang menikmati makan malam bersama ibu di amben dapur. Rinduku mulai mencair dan membaur dalam citarasa nasi thiwul dan bothok layur. Urap kembang turi...
Udara yang bertiup sejuk membuat aku betah tinggal di Ambarawa. Meskipun saat malam hari udara lebih dingin, tetapi aku biasa berdiang di depan perapian atau...
Han Rudhapaksa memandang lekat wajahku. Aku merasakan getaran janggal ketika bola mata kakek terlihat membesar, lalu tiba-tiba kembali wajar. Semacam kengerian merasuki jiwaku, namun mendadak...
“Menangislah yang keras, Le![1] Agar lepas kedukaan dari hidupmu. Aku memberimu nama Danurdara, dengan harapan kelak jika dewasa kamu menjadi orang yang kaya akan ilmu!”...
Sebongkah batu besar yang menghuni dada, menggelinding pergi mengiringi langkahku menuju kamar. Lagu rindu kembali terngiang memenuhi telinga. Kenangan masa kecil hingga remaja berputar-putar dalam...
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.