Secara garis besar ada 2 jenis keris, yaitu Ladrang/Branggah dan Gayaman.
Cara membedakan dua jenis itu agak sederhana.
Ladrang/Branggah bentuk warangkanya (bentuk utuh sarung keris) lancip di kanan kiri. Bentuk keris ini paling umum dipakai saat kawinan, dan paling banyak dipakai oleh sanggar-sanggar atau salon.
Gayaman bentuk warangkanya bulat pipih. Konon jenis ini karena bentuknya yang lebih sederhana justru lebih dipilih untuk dipakai sehari-hari, termasuk saat perang. Keris Pangeran Diponegoro dan Jenderal Sudirman yang banyak ditayangkan melalui lukisan adalah jenis gayaman.
Berikut gambar sederhana yang dapat membantu pengenalan.
G A Y A M A N
KERIS GAYAMAN
Solo/Surakarta (Yasan anyar)
1. Gaya Solo selalu lebih besar warangkanya.
2. Gayaman Solo mempunyai bentuk lekuk yang lebih tajam.
3. Ukiran pendhok (di sarung keris) Solo sampai ujung bawah.
4. Bentuk deder/jejer (ulu) Solo lebih melengkung.
Gaya Jogja (Mataraman klasik)
1. Gaya Yogya ukurannya lebih kecil warangkanya.
2. Branggah Yogya mempunyai bentuk lekuk yang sederhana dan lebih kecil.
3. Ukiran pendhok (di sarung keris) Yogya tidak sampai ujung bawah. Atau terdapat sedikit jarak beberapa jari.
4. Bentuk deder/jejer Solo (ulu) Yogya tidak terlalu melengkung.
L A D R A N G/B R A N G G A H
KERIS LADRANG (SOLO) /BRANGGAH (YOGYA)
Solo/Surakarta (Yasan anyar)
1. Gaya Solo selalu lebih besar warangkanya.
2. Ladrang Solo mempunyai bentuk lekuk yang lebih tajam baik di angkup maupun godhongan.
3. Ukiran pendhok (di sarung keris) Solo sampai ujung bawah.
4. Bentuk deder/jejer (ulu) Solo lebih melengkung.
Gaya Jogja (Mataraman klasik)
1. Gaya Yogya ukurannya lebih kecil warangkanya.
2. Branggah Yogya mempunyai bentuk lekuk yang sederhana dan lebih kecil.
3. Ukiran pendhok (di sarung keris) Yogya tidak sampai ujung bawah. Atau terdapat sedikit jarak beberapa jari.
4. Bentuk deder/jejer Solo (ulu) Yogya tidak terlalu melengkung.
Sumber : Facebook Sejarah Yogyakarta
1 comment
[…] Klik juga : Mengenali Keris […]