Seorang wanita bersandar pada sebuah pohon di tepi hutan, sebatang ranting melantun sajak.
“Angin semilir melewati setiap celah dedaunan. Ia tidak pernah berhenti bergerak. Ia beralih karena keadaan selalu memaksanya pergi.
Namun ia tak pernah beranjak. Angin hanya bergeser setapak demi setapak. Ia menebar putik. Merangkul semerbak. Tanpa pernah berkeluh kesah tentang keadaan yang sering mendesaknya beranjak.”
Wanita itu mendongak.
“Aku mendengarmu. Setiap ranting yang kering, selalu tumbuh sebagai pohon baru dalam hatiku.”
loading...