Perempuan itu telah melewati perjalanan panjang. Berbulir peluh mengendap di tubuh legam nan lebam. Noda hitam melukis wajah, tak lagi nampak ayu kemerahan. Dipanggul sejuta lara dengan lenggang gemulai. Bukan lemah lunglai, karena kelembutannya masih berperan di balik keperkasaan.
Perempuan itu membuka lembaran sunyi, berkisah tanpa lelah. Memelihara luka hingga dewasa berpijak bijak. Kemudian menikmati setiap lekuk pahit getir yang tersirat di tubuh waktu. Ia sesap sedemikian nikmat darah dan nanah dari bisul-bisul dusta pemuja kebenaran.
Sunyi kembali berkisah tentang episode senja berselendang pelangi. Bersama bidadari-bidadari inspirasi, perempuan itu terus berjalan hingga petang hadirkan suara azan. Mereka menggelar kepasrahan berserah di atas sajadah, duduk menunduk khusyuk usai sujud memujaNya
Yuni Tri Wahyu
Tangerang, 04 Juni 2023