Masih belum jemu membuat prosa liris secara keroyokan..dengan semangat 45, serombongan emak kembali menggelar liris yang lumayan panjang..berpeluh mata dan keringat dingin, bara menyala tuntaskan...
Tak mudah terbakar. “Aku gelisah”, ucapnya ketika rusa menelannya bulat-bulat. Aku bukan pencabut nyawa. Riang manusia melukis tubuhku. Bahkan mereka mengandalkan aku saat musim hujan...
Judul : Kala Abang Terbenam (Karya keroyokan oleh serombongan orang kemalalman dalam Kelas Prosa Liris. Kelas handal yang diselenggarakan oleh Wonderland) Mentari setapak menuruni lereng...
Lisan yang tak terbantah Tak ampuni khilaf Ego bersinggasana di puncak Mahameru Menyiksa hati meronta jiwa namun berujung diam Aku berisik dalam sepi Patuhi titah...
Kue itu.. Merah.. Kenyal.. Orang kata dia lengket dan dari ketan.. Tapi ia tak peduli.. Kamu ingat bahwa separuh masa kau goncang sampan dengan alunan...
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.