Bhumi Sambhara 1
1).Borobudur dibangun pada 702 S – 747 S oleh dua Raja Sailendra, yakni Wisnu dan Samaratungga,
Makna dari namanya diturunkan dari “BHUMISAMBHARABHAUDARA” yang berarti Gunung kumpulan kebajikan pada tahap (utk mejadi Bodhisattwa)
Monumen ini tampaknya juga telah disebutkan pada prasasti yang berangka tahun 764 S yang mencatat sebuah donasi untuk mendukung bedirinya pertapaan yg benama “BHUMISAMBHARA”.
Borobudur merupakan tipikal monumen Mahayana. Berbentuk piramid berundak yang ditutupi oleh tiga teras yang menahan 72 stupa kecil dan satu stupa besar. Ketinggian adalah 34,5 m dengan bagian dasarnya berbentuk bujur sangkar dengan sisi sepanjang 123 m.
Borobudur memadukan sejumlah elemen simbolik dari berbagai sumber yang berbeda. Secara besamaan bangunan ini mengandung pesan atau makna ;
- Sebuah struktur multiteras yang identik dengan beberapa situs religius pra sejarah di Jawa, yang pada mulanya dirancang dan digunakan sebagai wadah ritual-ritual atau upacara yang berkaitan keyakinan kepercayaan lokal (Jawa)
- Sebuah mandala yg melambangkan dunia Buddha Sailendra, yang menjadi lambang kekuatan jahat yang dihilangkan,
- Sebuah wahana untuk mengajarkan kebijaksanaan kepada para penganut Buddha
Dipandang dari atas, monumen ini melambangkan sebuah mandala raksasa yang terbagi ke dalam tiga bagian. Selain itu juga membentuk sebuah dunia tertutup yang menggambarkan sebuah pandangan kaum Buddha tentang dunia dan semesta yang terbagi :
- Semesta bawah “kamadhatu” ; manusia didominasi oleh hasratnya, bersesuaian dg dasar dan dinding-dinding penyangga.
- Semesta tengah “rupadhatu” ; manusia telah mengalahkan hasratnya namun masih tergantung kepada bentuk fisiknya, bersesuaian dengan lima teras bujur sangkar.
- Semesta atas “arupadhatu” ; manusia bebas dari semua ikatan fisik dan emosi, besesuaian dengan tiga teras melingkar dan stupa tengah.
Besambung _
Ibnu Raharjo
