Padepokan Witasem
Prosa Liris

Liris : Aku Jack Dheepheelowrrow, Njaba Tegar Njero Ambyar

Kok kebangeten men
Sambat blas ra ana perhatian
Jelas kubutuh atimu, kubutuh awakmu
Kok kebangeten men

Lara ati iki
Tak mbarna karo tak nggo latihan
Suk nek wis entuk gantimu, wis ra kajog atiku
Merga wis tau, wis tau jeru

Lelaki berperawakan kekar itu menyusut matanya. Tidak ada air mata di sudut keriput miliknya. Hatinya selalu gelisah, kala mengingat seraut wajah yang setiap malam datang dalam mimpinya. Dia, Jack tidak pernah tahu bagaimana perasaan perempuan dengan bibir merah merona, seolah baru saja mencabik ayam hidup dan mewarnai bibirnya dengan darah mentah, itu kepadanya.

“Segawon luru lurung! Kenya kang alise nanggal sepisan, bangkekane nawon kemit, rambut ngandan-andan, lambeane mblarak sempal, kena ngapa sliramu nyiksa bathinku? Apa yang menjadi karmaku, sehingga disiksa rindu pada perempuan yang mati rasa? Sampai kapan aku memeluk bayangan?” keluh Si Jack menirukan gaya gombalnya Sari Similikiti.

loading...

Jack, lelaki perkasa yang tidak pernah takut pada siapa pun itu benar-benar merasa kacau hanya karena seorang perempuan yang bahkan menikamnya dengan pengkhianatan. Ambyar sudah jargon yang selalu dia banggakan.

“I am a ladies man!” Begitu sesumbarnya pada dunia.

Rajah burung pipit di lengan kanannya menjadi saksi, lelaki yang tak pernah mau disebut tua itu mengaku menjadi satu-satunya yang memahami perempuan. Namun, sebenarnya dia hanya lelaki kesepian, berteman angin, menulis puisi di setiap bilah hujan yang turun di buritan.

Aku pancen uwong sing tuna asmara
Ora bisa nulis ora bisa maca
Nanging ati iki isih duwe rasa tresna
Rasa tresna kaya tumrape menungsa
Aku iki wong cilik ra kaya raja
Isa mangan aku uwis trima
Nanging ati iki duwe rasa
Jroning bathin sak tenane pengen kandha

Lagi-lagi lelaki itu tersenyum getir, bibir ditarik ke kiri dan ke kanan, membentuk lengkungan mirip buah pisang, tapi tidak manis.

“Anjrirr!!! Kau perempuan sundal, teganya kau melarikan diri dengan Will Tunner setelah aku menyelamatkanmu!” desis Si Jack seraya memainkan pistolnya yang berisi satu peluru.

Perempuan yang dia rindukan, memang bukan perempuan baik. Perempuan yang dia selamatkan dari tangan Barbossa. Darah perempuan itu adalah darah suci yang akan dikorbankan sebagai persembahan. Jack tidak pernah menyangka, benih cinta ditebar Elizabeth Swan begitu dalam mengakar, dan tumbuh menjadi pohon rindu-rindu yang rindang.

Sudah sepuluh tahun lelaki yang ditolak perempuan pujaannya dengan dalih ambiguous person, laki-laki yang bergaya feminin, seperti perempuan, itu mencari ke seluruh penjuru negeri. Rasa cinta mengalahkan rasa sakit dikhianati. Apalagi ciuman perempuan berbibir seksi itu masih disimpannya dalam kenangan.

Jack mengikuti langkah The Godfather of Broken Heart, Mas Dikem untuk mencari Nona Swan ke sewu kutha. Akan tetapi, harapannya kandas. Ketika bertemu di malam satu sura, saat kebo Kyai Slamet diarak seputar Solo, Nona Swan menyatakan lebih memilih Will Tunner daripada dia.

“Ambyar atiku ambyar …!”

Jack merasa dipilara, diberi harapan palsu. Sebuah keputusan akhir diambil.

Aku ngalah dudu merga aku wis ra sayang
Aku ngalah dudu tresnaku wis ilang
Nanging aku iki ngerteni yen dirimu sayang arek kae
Aku mundur alon-alon merga sadar aku sapa
Mung digoleki pas atimu perih
Aku mundur alon-alon merga sadar aku sapa
Mung dibutuhne pas atimu lara

“Bajak laut adalah penyanyi aliran rock dengan samudera panggungnya. Sobat Ambyar mana suaranyaaaaa!” serunya membelah dunia.

#poeds 130919

#kelasliris
#kepaksayapangsa
#jacksparrow
#suronan

Oleh Sari Similikithi

Wedaran Terkait

Songsong Bukan Puisi

admin

Sikil nJeber..

admin

Puisi :Peluk Senja di Lereng Lawu

admin

Puisi :  Aku Dalam Birumu

amazingdhee

Puisi : Tertikam Rasa/Lina Boegi

admin

Puisi : Temaram/Winy

admin

Leave a Comment

error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.