Kerumunan orang.
Begitu banyak. Mengucap kata yang tidak jelas kau dengar.
Pada waktu itu, aku melihatmu berada di dekat mereka. Aku memandangmu dengan heran.
Aku terpana.
Kau menatap mereka dengan jalang. Seolah mereka sedang memberimu keputusan untuk mati.
“Anjing!” umpatmu setelah kau pungkas kisah sedih.
Kau merasa sedih. Kau merasa diberlakukan tidak adil. Di depanku, kau berkata tentang tanah yang terampas. Mereka menggali kebun dan sawah untuk setetes minyak.
“Aku ingin membunuh mereka!” Kau menggeram. Angin mendengarmu. Ia menjawab dengan deru yang menghempas debu. Menyusup ke dalam mata yang berkerumun jalang.
Sekumpulan buih yang berkata, “Kami bukan buih. Kami adalah busa.”
Lantas, kau menangis.
Aku diam.
Lalu kau diam.
Kau angkat wajah dan bertanya padaku, “Ini hanya sekedar contoh?”
Aku mengangguk.
sumber gambar : https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwi5kPGAnpLiAhVC4nMBHeTGCP0QjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Finsta-stalker.com%2Ftag%2Fbuih%2F&psig=AOvVaw3UXOoGb3i_EisswwP52khB&ust=1557621388796007