Sulistyorini. Meluangkan waktu dan kesediaan untuk berbagi waktu.
=======
Ia mengatakan, “Cinta yang terpatri pada batu candi, akan tergerus oleh hujan.
Dan cinta yang dipahat pada setiap jengkal bagian langit, tak akan runtuh oleh air hujan.”
Para pengembara menulis cinta pada lembar dedaunan dengan tinta yang merintih. Mereka mengatakan bahwa waktu tak cukup tangguh menahan laju cinta yang layu. Mereka tertawa dalam semesta yang diabaikan oleh cinta.
Mengapa cinta datang menyapa jika tak bersatu pada muara? Bahkan, terasa perih saat sukma harus mengubur cinta. Hingga, air hujan pun turut membeku menahan rindu.
Saat cinta tak punya harapan lagi, ia menggelepar pada ceruk sukma yang paling dalam. Meredam gejolak yang makin liar, dalam hening yang panjang. Menunggu yang dicinta balas mencinta.
Cintamu menjadi bagian penting hidupku, tak akan terhapus dari lembar sejarah, yang terpahat di setiap jengkal langit biru.