Dari Trowulan, Murni Tiyana, tak ketinggalan turut sumbangsih.
=======
Ia mengatakan, “Cinta yang terpatri pada batu candi, akan tergerus oleh hujan.
Dan cinta yang dipahat pada setiap jengkal bagian langit, tak akan runtuh oleh air hujan.”
loading...
Para pengembara menulis cinta pada lembar dedaunan dengan tinta yang merintih. Mereka mengatakan bahwa waktu tak cukup tangguh menahan laju cinta yang layu. Mereka tertawa dalam semesta yang diabaikan oleh cinta.
Bagaimana bisa aku melepas cinta?
Sementara detak yang tak lagi seharmoni.
Aku ingin menghapus sebercak memar yang tak terikhlaskan dan mencoba menjauh darI sebuah lorong yang kusebut kenangan.