Aku menggerogoti hati dan pikiranmu. Tubuhmu lemah saat aku hadir dalam hidupmu. Engkau tidak bisa marah, hanya diam. Tidak melakukan apapun.
Kosong.
Gelap.
Duduk diam. Tepekur di ujung kamar gelap. Menundukkan kepala. Matamu basah. Engkau kebingungan. Semuanya terasa tidak benar. Kau merasa tersisih dari kehidupanmu. Perasaan tidak diinginkan dan tidak dibutuhkan.
“Mereka tidak menginginkan kehadiranku,” rintihmu pelan.
“Aku tidak dibutuhkan,” kembali kau ucap sebuah keluh.
Frey!
Bangkitlah!
Aku tidak suka melihatmu seperti ini. Aku mengerti, inilah waktuku. Aku datang untuk menemanimu. Tetapi aku tidak suka berkawan denganmu. Engkau terlalu lemah. Engkau selalu menerima kehadiranku dengan sangat baik. Seharusnya kau lawan kehadiranku saat aku mulai mendekat. Teruslah memiliki semangat. Jangan pernah biarkan dirimu hancur karena aku.
Frey!
Isakmu menggangguku!
Aku tidak suka!
Memang aku katakan bahwa aku akan menemani hari-harimu. Tetapi kedatanganku seharusnya dapat melahirkan sebuah perlawanan darimu. Bukan menyerah kalah seperti ini!
Bangun Frey!
Jangan biarkan aku menghancurkanmu!
Lawan aku!
Bersemangatlah!
Ya! Inilah aku. Namaku rapuh. Aku akan menemani hari-hari kalian. Agar kalian tahu arti sebuah perjuangan. Jangan pernah menyerah kalah. Jangan pernah bukakan pintu saat aku datang.
Ingat!
Aku akan selalu mengganggu kenyamanan. Tetapi aku lebih senang saat kalian bisa melawanku. Jangan biarkan aku terus merasuk ke dalam diri.
Lawan aku!
Berjuanglah!
Wimala Anindita
Bandung 150819