Bait-bait berikut adalah karya berdua. Tiga paragraf pertama karya saya. Bersama salah seorang peserta Kelas Prosa Liris Kepak Sayap Angsa. Satu daya cipta di tengah kesibukan dalam mengerjakan tugas bacaan. Saya perkenalkan, Dahlina, penulis tiga paragraf selanjutnya
======
Ia mengatakan, “Cinta yang terpatri pada batu candi, akan tergerus oleh hujan.
Dan cinta yang dipahat pada setiap jengkal bagian langit, tak akan runtuh oleh air hujan.”
Para pengembara menulis cinta pada lembar dedaunan dengan tinta yang merintih. Mereka mengatakan bahwa waktu tak cukup tangguh menahan laju cinta yang layu. Mereka tertawa dalam semesta yang diabaikan oleh cinta.
Semesta tak peduli cinta melupa karena persembahan dari semua adalah tentang rasa.
Tetesan kasih membuncah memenuhi relung para pencari cinta.
Dan cinta berkata, “Usunglah kemana perginya tapi aku takkan mati. Kau akan mengetahui. Walau kemarau panjang akan meluluhlantakkan semesta”
#prosaliris
3 comments
Terimakasih Ki…atas kesempatan bersambung kata.
Saya juga berterima kasih atas kerelaan dan kesabaran selama ini.
Ki guru yang luar biasa sabar membimbing kami belajar…Semoga berlimpah keberkahan…dan sehat selalu…
salam hormat,
upik abu