Padepokan Witasem
Prosa Liris

Liris : Bentak Nyaring Bandung Bondowoso

Aku, Bandung Bondowoso

Aku jatuh cinta padanya sejak pandangan pertama. Namanya Roro Jonggrang, putri seorang raja raksasa yang telah menyerang kerajaan ayahku. Aku berhasil mengalahkannya. Sekarang, aku menguasai istananya.

Aku merasakan kesedihan yang dalam di mata sang putri karena kematian ayahnya dan aku yang membunuhnya. Tetapi, aku ingin menjadi penawar hatinya yang terluka. Dia membutuhkan rasa aman meskipun ribuan pengawal bersedia mati untuknya. Itu tidak akan cukup. Kekuatan Baka telah berada dalam genggamanku.

Aku menawarkan padanya. Sebuah tempat yang tinggi yang tidak merendahkan derajatnya. Dia masih seorang ratu bagi rakyatnya. Dia masih bisa melindungi semua peninggalan ayahnya. Tempat terhormat itu adalah menjadi istriku.

loading...

Dia tersenyum padaku, sambil berkata, “Aku bersedia menjadi istrimu, dengan dua syarat. Buatkan aku dua buah sumur yang sangat dalam. Kemudian, buatkan untukku seribu candi dalam satu malam. Jika kau sanggup, aku akan menjadi permaisurimu.”

Gairah memiliki Roro Jonggang membuatku bersemangat.

“Baiklah. Aku terima persyaratanmu.” Dengan penuh rasa percaya diri aku menerima tantangannya.

Aku, Bandung Bondowoso. Laki-laki yang bernapas dengan tenaga dari kawah Merapi. Perkasa dan penuh gairah. Aku himpun semua kekuatanku.

“Dua buah sumur Jalatunda akan segera terwujud untukmu, Roro.”

Aku menggedor bumi. Aku memulai pekerjaan untuk meraih hati Roro Jonggrang. Semakin dalam aku menggali, lapis bebatuan semakin keras menghadang. Bebatuan hitam yang berkemauan keras mempertahankan Roro Jonggrang, sekeras keinginanku mempersunting Roro Jonggrang.

Matahari mulai lingsir ke barat. Dua buah sumur tuntas untukmu, Jonggrang.

Pelataran istana Baka diliputi kabut. Pekat hingga tiada cahaya tampak dilangit Baka. Aku tidak mampu memejamkan mata untukmu. Terlalu sulit mengusir wajahmu dari ingatanku. Entahlah, pesonamu mengikatku dengan kuat. Aura kecantikanmu bahkan tidak mampu dikalahkan oleh kesedihan.

Aku berada di tanah lapang. Sangat luas. Disinilah aku akan membangun seribu candi untuk Roro Jonggrang malam ini. Tempat inilah saksi perjuanganku mendapatkan hati seorang Roro jonggrang. Semangatku semakin memuncak. Gairah jiwaku menggelora.

“Tunggulah aku di depan seribu candi itu besok pagi, tepat saat matahari terbit di ufuk timur.”

Langit Baka malam ini sangat pekat. Masih tersisa sebuah candi lagi untuk aku kerjakan.

 

Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara yang riuh. Perempuan-perempuan desa telah menumbuk padi. Suara alu yang bertemu dengan lesung semakin terdengar jelas. Ayam jantan berkokok bersahutan.

Bangsat!. Jin, dedemit dan setan lari tunggang langgang menyembunyikan diri. Aku terpaku. Sendiri.

Pagi. Benarkah ini pagi? Tinggal sebuah lagi. Tidak!

Dengan hati yang bergetar, aku memandang langit timur. Memerah. Asap mengepul membumbung tinggi. Kehidupan telah dimulai lagi.

Aku tidak terima! Aku berlari ke arah sumber suara dan kepulan asap.

Bangsat! Aku tertipu. Roro Jonggang telah menipuku. Hari belumlah pagi. Perempuan itu mengelabuhiku.

Aku segera berlari menuju 999 candi. Satu lagi, dan Roro Jonggrang tetap akan jadi milikku.

Tidak! 999 candi di depanku menjadi saksi. Matahari telah terbit tepat saat aku memulai candi ke seribu.

Licik!

Curang!

Aku benci melihat senyum kemenangan di bibir indahnya. Aku muak dengan sorot mata yang mengejekku.

Baiklah!  Aku akan membalas perlakuan Roro Jonggrang.

“Roro Jonggrang, engkau adalah satu-satunya perempuan yang aku cintai. Namun engkau perempuan cantik yang keras kepala. Kau berhati keras! Jadilah batu!”

Seketika itu aku menyaksikan kutukanku. Roro Jonggrang berubah menjadi batu. Bisu, kaku, dan tak  akan lekang dimakan waktu.

Dan kalian, para dayang, aku juga akan mengutuk kalian karena bersekongkol menggagalkan usahaku.

“Jadilah batu!”

Namaku, Bandung Bondowoso, penguasa tertinggi Kerajaan Pengging.

 

Buah karya Mbak Ari Arti. Kelas Liris Kepak Sayap Angsa dalam tugasnya liris pandang Bandung Bondowos dalam lakon Rara Jonggrang..

 

Sumber gambar : https://www.kompasiana.com/pebrianov/54f684afa333112e068b4fae/gara-gara-pks-ngawur-bandung-bondowoso-marah-besar

Wedaran Terkait

Songsong Bukan Puisi

admin

Sikil nJeber..

admin

Puisi :Peluk Senja di Lereng Lawu

admin

Puisi :  Aku Dalam Birumu

amazingdhee

Puisi : Tertikam Rasa/Lina Boegi

admin

Puisi : Temaram/Winy

admin

Leave a Comment

error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.