Satu daya cipta di tengah kesibukan dalam mengerjakan tugas bacaan. Saya perkenalkan, Amazingdhee, penulis tiga paragraf selanjutnya
======
Ia mengatakan, “Cinta yang terpatri pada batu candi, akan tergerus oleh hujan.
Dan cinta yang dipahat pada setiap jengkal bagian langit, tak akan runtuh oleh air hujan.”
Para pengembara menulis cinta pada lembar dedaunan dengan tinta yang merintih. Mereka mengatakan bahwa waktu tak cukup tangguh menahan laju cinta yang layu. Mereka tertawa dalam semesta yang diabaikan oleh cinta.
Pada langit yang terpahat cinta, ia sanggup menunggu sebuah sakral pada saatnya.
Pada waktu yang akan memanggil, mempertemukan pada belahan jiwa.
Saat jasad masih berjalan di buntala, ada satu tempat abadikan cinta. Hati.
Ia memahat indah pada hati.
Menembus ukir di langit dengan mantra-mantra tanpa lelah.
Dalam gulita dan terik langit.
Lalu semua lembar daluang tertoreh cintanya, adalah kenangan yang menguning.
Hanyut hancur di bawah tangis langit.
Hangus dalam bara kemarau.