Padepokan Witasem
Prosa Liris

Liris : Nestapa Sampah

Tak mudah terbakar. “Aku gelisah”, ucapnya ketika rusa menelannya bulat-bulat.

Aku bukan pencabut nyawa.
Riang manusia melukis tubuhku. Bahkan mereka mengandalkan aku saat musim hujan tiba.

Plastik, itulah namaku! (Ki Banjar Asman)

Mereka menuduhku simbol kepalsuan.
Saat bopeng sang nyonya tajir berganti paras.
Aku adalah titah tangan dokter bedah.
Nikmati candu tipumu!

loading...

Plastik, itulah namaku! (M)

Tak mampukah kau sedikit mesra, Saat jemarimu tak sabar melihat kemolekan yang berada di balik kulit beningku?

Nyaris setiap rias warna-warniku membuat wajah jelita gemas. Membeku.
Tak sampai hati merobekku.

Kulitku abadi, ratusan tahun tak lekang dilumat air dan tanah.
Akulah si cantik plastik .(P)

“Apa lagi yang kau ingin?” teriakku. Saat mesin-mesin penggiling melumatkan tubuhku dengan jalang.
Ah rupaku berganti lagi.
Entah semakin berkelas atau menurun drastis.
Nelangsa aku ikuti takdir.

Plastik, itulah namaku (MN)

Kau yang mencipta, kau pula yang durhaka.
Praktis katamu, murah pula.
Kini kau salahkan aku.
Atas bencana yang membanjiri samudera.
Dan matinya penghuni lautan raya.

“Aku tak pernah minta tercipta!”.

Plastik, itulah namaku. (B)

Hai, aku tak seburuk sangkamu. Jangan semua salah kau timpakan padaku.
Tanpaku, kau bakal menggelepar meregang nyawa sentuh kabel telanjang.
Tanpaku, kau minum air dari besi karatan.

Mengakulah!

Plastik, itulah namaku.(E)

Puas, kutatap buah ranum bergantung.
Jerih usaha menjadi penjaga
Melindungi dari ulat
Mendekap saat hujan tiba

Datang pak tani mencabikku dengan kasar, aku tak gusar.
Aku tunaikan tugasku dengan benar

Plastik, itulah namaku. (L)

Bangsat tua tak ingat mati!
Tega dia masukkan aku ke dalam minyak panas
Luruh aku dalam gorengan garing nan nikmat
Keriput tak tau diri!

Plastik, itulah namaku (S)

“Apalagi ini yang memasuki tubuhku?”
Kurasakan satu per satu potongan ikan yang dingin mulai memenuhiku.
Tubuhku yang licin dan ramping seketika menggembung.
Tak karuan.

“Maafkan aku yang bau amis.” Ikan berujar lirih.

Plastik, itulah namaku (Mey)

Ringan bagai angin membuatku mudah terlempar dan melayang.
Di setiap negeri aku terlentang, karena harga tak berlelang.

Plastik, itulah namaku (D)

Kejam! Licik!
Menciptaku, lalu menghujamkan segala salah dan amarah padaku.
Mereka bilang, “Kau perusak murninya bumi!”

Hei! Apa aku pernah meminta untuk ada?

Plastik, itulah namaku! (Dk)

Tidak! Aku tak pernah minta ada!
Manusia menulis takdirku!

Arogan!

Melampiaskan seluruh nafsu! Membelengguku dalam pengabdian semu!
Patuh, utuh!
Aku diam, aku tidak melawan!

Plastik, itulah namaku (An)

“Sampah! Palsu!” hardikmu kepadaku.
Tapi kau pinang aku, kau cumbu dengan penuh nafsu.
Kau adalah sampah yang bercinta dengan sampah sepanjang waktu!

Plastik itulah namaku. (MI)

Kau bilang berisik, aku tak peduli. Karena aku membuatmu bahagia. Terbang ke surga. Dalam derita sesama. Pada racun yang ku bawa serta.

Plastik, itulah namaku (Ari)

Ibu, ini bukan bintang lima sebagaimana janjimu

Ini adalah prodeo, penuh jeruji
Hatiku pilu diantara bentak gertak mereka
Tubuhku limbung dibanting
Serbuk putih yang kujaga mengunciku di sini

Ibu, apa kabarkah?
Mungkinkah teh dan kopi telah bercengkrama denganmu sore ini
Sudut bandara itu kenangan kita terakhir

Plastik bening, namaku (T)

Rintihan penyu itu bagai kutukan bagiku.
Tak hilang sedetik pun dari pendengaranku.
Nanar matanya masih kuingat jelas.
Saat tubuhku menancap dan bersarang di rongga hidungnya.

“Penyu, maafkan aku.”

Plastik, itulah namaku. (P)

Aku memang bengal.
Tak mau terurai dalam hari.
Kau buang aku hari ini, tujuh turunan aku enggan pergi.

Aku tipe setia. Persis seperti dirimu. Yang masih menyimpan namanya di sudut hati.

Plastik, itulah namaku. (ReP)

Pada waktu aku berharap, agar segala sumpah serapah segera menghilang.
Karenaku, seluruh alam meradang.
Pernahkah aku meminta untuk ada?

Plastik, itulah namaku ( Wi )

 

Sumber gambar : http://www.niaga.tv/tips-memulai-bisnis-biji-plastik-yang-menguntungkan/

Wedaran Terkait

Songsong Bukan Puisi

admin

Sikil nJeber..

admin

Puisi :Peluk Senja di Lereng Lawu

admin

Puisi :  Aku Dalam Birumu

amazingdhee

Puisi : Tertikam Rasa/Lina Boegi

admin

Puisi : Temaram/Winy

admin

Leave a Comment

error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.