Seorang prajurit yang berada di barisan depan memberi isyarat, mereka tidak lagi merayap maju namun menyebar tanpa merusak susunan yang benar-benar rapi serta terukur. Kini,...
Keadaan itu berlangsung dalam ukuran waktu sedang. Ketertarikan Agung Sedayu makin bertambah pada saat lolongan panjang membuncah di tengah riuh suitan berlengking tinggi. “Ini tidak...
Ki Garu Wesi hanya terperangah. Benar-benar di luar dugaan! Sikap dan kata-kata yang terucap dari senapati pasukan khusus itu, sungguh, berada di luar kebiasaan seseorang...
“Ki Rangga,” sambut Sabungsari lalu memberi tempat bagi Agung Sedayu untuk berdiri di sampingnya. “Perintahkan mereka untuk mundur,” kata Agung Sedayu pada lurah muda Mataram....
Para peronda yang tumbang dan Sarja yang terlentang menjadi batas kemampuan mereka. Bahwa lawan mereka, Ki Garu Wesi, benar-benar berada di luar jangkauan kepandaian mereka,...
“Cukup!” Gelegar suara Ki Garu Wesi memukul tulang dada peronda. Meski terkejut, bahkan langkah Sabungsari sempat terhenti, ia menduga bahwa lawannya akan mengeluarkan tandang lebih...
Yang kemudian dilakukan Sabungsari adalah memberi tanda kepada pasukannya untuk menyerang Ki Garu Wesi. Ia sudah tidak melihat kemungkinan selain bertempur. Melepaskan diri dari cengkeram...
Ki Garu Wesi tidak menunjukkan perubahan pada air muka tetapi ia mengakui yang tergelar di depanya adalah bentuk baru dari gelar-gelar perang yang diketahuinya. Ia...
“Tidak, tidak perlu,” kata Ki Widura, “kenyataannya adalah mereka menyebut Lemah Cengkar. Itu mempunyai kemungkinan yang dapat diperkirakan. Pertama, mereka memang telah bermukim di sekitar...
“Baik, aku setuju.” Untara menegaskan kemudian, “Paman, Sabungsari dan engkau , Prastawa. Mungkin yang dimaksud Agung Sedayu adalah kita tidak terjebak dalam perdebatan tentang Pangeran...
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.