“Menurutku, kata-kata Ki Garu Wesi bukanlah suatu ancaman,” kata Ki Gede Menoreh, ”tetapi bukan berarti kita akan berdiam diri. Kita telah melakukan langkah tepat.”
Prastawa menarik napas dalam-dalam lalu berpaling pada Agung Sedayu.
Kata Agung Sedayu, ”Kita sebenarnya berada dalam kesiapan tinggi jika mereka menyerang pada malam ini. Hanya saja saya mempunyai perasaan buruk mengenai siasat mereka. Jadi malam ini saya akan mendekati perkemahan mereka.”
“Saya turut dengan Kakang,” sahut Prastawa. Agung Sedayu berkata padanya, ”Keberadaanmu di tengah para pengawal lebih penting. Mereka tidak akan kehilangan kendali apabila kau bersama mereka.”
Prastawa berpaling pada Ki Gede yang kemudian mengangguk padanya. Lalu kata Prastawa pada Agung Sedayu, ”Baik. Saya kira pendapat Kakang ada benarnya.”
Klik tautan ini untuk penayangan gambar dan suara.
Seluruh bacaan di blog Padepokan Witasem dapat dibaca bebas biaya atau gratis. Kami hargai dukungan Anda atas jerih payah kami. Donasi dapat disalurkan melalui rekening BCA 8220522297 atau BRI 3135 0102 1624530 atas nama Roni Dwi Risdianto atau dengan membeli karya yang sudah selesai. Konfirmasi tangkapan layar pengiriman sumbangan dapat dikirim melalui Hanya WA
Terima kasih.