Terang bintang tak mampu jangkau sekitar Kali Progo, bulan masih tampak setandan pisang di balik pepohonan yang rapat menutup tepi sungai. Unsur-unsur gelap semakin berjejal rapat. Ki Suladra, sebagai orang yang dianggap sebagai pemimpin dalam kawanannya, menyadari ketinggian ilmu Swandaru sulit dijangkau dan dihentikan. Tubuh Swandaru begitu ringan dan pergerakannya sulit ditangkap oleh indera pendengaran kawan-kawannya. Maka, Ki Suladra banyak berteriak untuk memberi tahu kedudukan Swandaru yang berulang kali tiba-tiba hilang dalam kegelapan.Tetapi kedudukan telah jauh dari seimbang. Swandaru Geni, seorang diri mampu mengikat lawan-lawannya dan kini ia benar-benar berada di atas angin. Bahkan keadaan para pengeroyok yang dikirim oleh Panembahan Tanpa Bayangan itu makin mengkhawatirkan ketika Ki Sanepa melepaskan diri dari ikatan pertarungan.
Dalam keadaan seperti itu, Ki Suladra menunjukkan kemampuan dirinya sebagai orang yang memang pantas diserahi kedudukan sebagai pemimpin. Ternyata Ki Suladra adalah seorang yang berilmu tinggi. Tanpa dinyana, ia ternyata mampu mengimbangi gerak Swandaru yang cukup cepat.