Padepokan Witasem
Pajang, Gajahyana, majapahit, Lembu Sora, bara di borodubur, cerita silat jawa, padepokan witasem, tapak ngliman
Bab 2 Penolakan di Kaki Merbabu

Penolakan di Kaki Merbabu 8

Perwira-perwira muda ini sebetulnya adalah para prajurit yang sedang melakukan penyelidikan. Mereka adalah orang yang memiliki kemampuan tinggi. Kaisar Ning Tsung dan Menteri Zhang Xun Wei membentuk pasukan khusus untuk menyelidiki keberadaan sekelompok orang yang berilmu tinggi yang akan membelot pada Suku Jurchen.

Dalam waktu itu, pengikut Toa Sien Ting tercekat, untuk sesaat mereka tidak tahu yang harus diperbuat untuk membendung laju para perwira yang setia pada Kaisar Ning Tsung.

Seorang dengan perawakan gemuk dan perut buncit menatap tajam pertempuran yang terjadi di bawah tempatnya berdiri. Dari sana, ia dapat melihat gedung perpusakaan itu dijaga oleh tiga lapis prajurit. Sedikit lebih jauh memandang, ia dapat mengamati kedudukan istana kaisar Ning Tsung yang dikelilingi parit selebar satu lontaran tombak dan empat lapis barisan prajurit, serta satu pasukan berkuda. 

Ia berdiri di atas atap gedung yang lebih kecil dan terletak di sebelah utara gedung perpustakaan.

loading...

Resi Gajahyana bertutur seperti yang dikisahkan oleh Kao Sie Liong dan Zhe Ro Phan.

Bibirnya sedikit tebal dan lengannya menggambarkan tenaga yang kasar namun kuat. Rambutnya yang panjang terjurai segaris dengan bahu. Tatap matanya lekat menatap jalannya pertempuran. Ia melayang turun, sebatang tombak dengan ujung berbentuk bulan sabit yang digenggamnya bergulung-gulung sangat cepat mengurai serangan para perwira Kaisar Ning Tsung.

‘Toa Sien Ting, aku tidak bermaksud mencampuri urusan orang lain. Apalagi urusan yang terkait dengan dirimu. Tetapi telah menjadi persetujuan kita bersama bahwa pekerjaanku adalah menolongmu agar tidak terjerat perangkap Kao Sie Liong.’

‘Tak usah kau berkata seperti itu, Chow Ong Oey.  Karena kau juga mempunyai kepentingan, lagipula istana ini berada dalam kuasaku,’ seru Toa Sien Ting. ‘Sebaiknya kau katakan itu pada si tua Tung Fat Ce.’

‘Persetan!’ bentak Chow Ong Oey.

Para pengikut Toa Sien Ting tampaknya tidak terpengaruh dengan percakapan kasar dua tokoh itu. Mereka tenggelam dalam sorak sorai dengan kehadiran Chow Ong Oey yang terkenal bengis. Chow Ong Oey dengan garang menerobos barisan yang disusun perwira-perwira dari istana. Sekelebat tubuh melayang, melewati lingkaran perkelahian ketika menangkis hempasan tombak yang bermata bulan sabit milik Chow Ong Oey.

Keseimbangan pertempuran menjadi berubah. Kehadiran Chow Ong Oey ternyata memberi pengaruh pada kejiwaan prajurit istana yang bertarung dengan orang-orang berwajah kasar. Para perwira ini tidak segera menyerahkan senjatanya, justru mereka semakin rapat melakukan kepungan dan menyerang Chow Ong Oey dengan kuat dan rapi.

Tentu saja Toa Sien Ting tidak dapat berdiam diri melihat kepungan itu semakin rapat mendesak Chow Ong Oey. Setelah ia melihat anak buahnya berada dalam keadaan yang cukup baik, ia lantas mengambil dua atau tiga perwira muda untuk mengurangi jumlah lawan Chow Ong Oey. Sayang sekali usaha Toa Sien Ting mendapatkan hambatan baru.

Sepasukan pengawal yang datang dari lapisan yang kedua menyusul kemudian dari istana Kaisar Ning Tsung datang menyerbunya dan mengepung Chow Ong Oey. Chow Ong Oey menyadari bahaya bahwa ia tidak akan bisa lolos dari kepungan, maka suitan nyaring keluar dari bibirnya.

Anda dapat membaca kisah Bondan dalam bentuk PDF. Di sini.

‘Toa Sien Ting, ikuti aku. Biarlah anak buahmu menghalangi pasukan yang baru datang!’ seru Chow Ong Oey. Ia tahu bahwa di dalam gedung yang terbakar itu ada Yap Teng Jin, seorang menteri yang berkedudukan tinggi dan bertanggung jawab untuk mengembangkan kesusastraan dan kebudayaan kerajaan.

Toa Sien Ting lekas mengibaskan cambuk miliknya, sekejap kemudian barisan yang mengepungnya segera tersibak. Tubuh Toa Sien Ting melayang cepat melintas di atas kepala pasukan yang baru saja bertempur dengannya. Ia mengikuti Chow Ong Oey yang berlari seperti terbang menuju gedung perpustakaan.

Mata tajam Kao Sie Liong menangkap dua bayangan yang berkelebat cepat menghampiri pasukan yang ia pimpin. Bersama sejumlah pasukan, Kao Sie Liong berusaha membendung serangan gerombolan yang dipimpin oleh Toa Sien Ting.

Sementara itu, seorang perwira muda telah berhasil membawa Menteri Yap Teng Jin keluar dari gedung. Kao Sie Liong mundur sejenak dan menghampiri Yap Teng Jin. Kepala Yap Teng Jin yang terkulai lemah diletakkan Kao Sie Liong di atas pahanya.

Wedaran Terkait

Penolakan di Kaki Merbabu 9

kibanjarasman

Penolakan di Kaki Merbabu 7

kibanjarasman

Penolakan di Kaki Merbabu 6

kibanjarasman

Penolakan di Kaki Merbabu 5

kibanjarasman

Penolakan di Kaki Merbabu 4

kibanjarasman

Penolakan di Kaki Merbabu 3

kibanjarasman

Leave a Comment

error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.