Dalam pertempuran itu, Ki Sanden Merti harus berjuang mati-matian mempertahankan kedudukan agar tetap seimbang. Meski belum ada lecet pada kulit atau memar pada bagian tubuh...
Debar jantung orang-orang semakin kuat memukul rongga dada masing-masing. Mereka tertegun dan terguncang ketika menyaksikan tubuh Panembahan Hanykrawati bersandar lemas pada dada Ki Anjangsana. Meski...
Apakah Ki Kebo Saloka benar-benar masih menyimpan kekuatan di dalam dirinya? Ia terpental, terdorong mundur hingga beberapa langkah namun kemudian kembali berdiri tegak. Tidak ada...
Hanya saja keseimbangan itu yang harus diraih dengan luka-luka dan darah. Belati kecil yang terikat pada ujung cambuk Ki Kebo Saloka mampu mematuk dan menyengat...
Meski demikian, Ki Sanden Merti yang termasuk orang yang mampu melihat diri jauh ke dalam sehingga tata gerak asing yang diperagakan Agung Sedayu pun menjadi...
Pangeran Selarong adalah lelaki muda yang sulit dicari bandingannya pada masa itu untuk yang sepantaran dengannya, puji Ki Kebo Saloka dalam hati. Tapi pujian itu...
Pertarungan tangan kosong itu sudah berlangsung cukup lama. Kesabaran masing-masing orang sama-sama mendapatkan ujian. Ki Sanden Merti sepertinya mempunyai ketahanan jiwani yang memadai dengan tetap...
Sambil menggempur dan berusaha menerobos orang-orang yang melingkari Panembahan Hanykrawati, Ki Sawala berseru, “Pergilah! Aku adalah teman kalian. Aku tidak berurusan dengan kalian. Pergilah, pergi!”...
Dalam ketegangan yang kian memuncak, Ki Banyudana menyadari ada orang lain yang juga harus diperhatikan. Ia menoleh pada arah Ki Hariman berdiri, lantas sejenak melihat...
Kata-kata Agung Sedayu serasa seperti sambaran tenaga cadangan dahsyat yang menghantam gendang telinga Ki Hariman. Orang ini berubah garis mukanya. Apakah Agung Sedayu mengetahui bahwa...
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.