Mentari semakin menghangat. Pertigaan tempat para lelaki berkumpul untuk makan siang masih sepi. Bahkan tirai lapak pun belum dibuka. Tidak lama, dia muncul dan mulai...
Ini tulisan saya. Ketika seseorang bertanya tentang tulisan pertama saat belajar pada guru terbaik. Sekitar tahun 1985. Nenek saya. Pithik Aku ini ayam. Warna...
Tapi sebuah perkenalan selalu memiliki kendalanya sendiri. Tekanan Batin Cinta, itu kau sematkan. Aku pendiam dan pemalu, kau mengulangnya. Tidak! Kenyataan yang disuguhkan, kau habisi...
Matahari semakin terik, aku harus bergegas. Biar tak terpanggang. Panas! Aku menggerutu sepanjang jalan. Berlarian dengan sepatu bertumit tinggi membuatku acap kali hampir terjatuh. Mulutku...
Dia, teman setia. Menjadi penerang mata burem. Menutupi alis gundul. Walau tak bisa menyulap jadi cantik. Terkadang malah seperti barang antik. Dia yang sering terabaikan....
Serombongan emak berkado sebuah puisi untuk mensyukuri kehadiran seorang Murni Tiyana. Arek Mojosari. ========== Jatuh Satu-satu Bulir-bulir bening Di sudut mata hening Mbrebes nyaris terdengar...
Selalu dan membuatnya terpaku. Aku memandang wajahnya, beku. Ujung daun berayun, mengangguk, menyapa,” Rahayu, kawan.” Kabut merebut pandangan, tersesat di belantara rindu. Menetes air dari...
Kataku, “Ya mungkin aku perlu juga Yang, di lanjutan aku ndlosor kan. Sampe mumet YangGu!. Tugas ABDI saja gagal paham?” “Itu derita loe?” beliau berkata....
Ia tertawa. Walau pedih hati, Sanumerta masih menebar rasa menyelimuti dadanya yang terluka. Berbicara dengan bau mulut yang luar biasa. Berjalan dengan aroma tubuh yang...
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.