Derap langkah dua orang itu semakin dekat. Sukra meratakan tubuh dengan permukaan tanah. Ia tidak beringsut agar lebih dekat pada rimbun semak. Menurutnya, ia telah...
Sejumlah pandang mata tertuju pada Ki Panuju. Mereka berharap ada satu siasat yang dapat menjadi pencerah bagi Marmaya. Bukankah mereka sepakat menunjuk Marmaya sebagai panglima...
“Itu sangat bagus, Bunija. Bila keadaan dapat dijaga seperti ini dalam waktu lama, sampai pagi misalnya, semangat lawan bisa saja terputus.” Ucapan Sukra penuh sindiran...
“Keadaan terus-menerus berkembang dengan cepat, tetapi kita selalu tertinggal,” keluh Marmaya. “Kakang,” Sayoga berkata, “kita telah berada pada titik ini, pada keadaan yang sama-sama tidak...
Selepas mereka berbelok pada jalan yang menuntun mereka menuju banjar pedukuhan , Marmaya melontarkan kegeramannya dengan teriakan keras. Ia tidak ingin mengumpat seseorang, tetapi Marmaya...
Gondang Wates Tiba-tiba wajah Ki DIrgasana menjadi lebih sungguh-sungguh. Tidak hanya Ki Dirgasana seorang yang mendengar derap puluhan kaki menggetarkan tanah Gondang Wates, pasukan kecilnya...
Sewaktu Agung Sedayu menyatakan akan memilih Simbara sebagai peninjau keadaan di Randulanang, Sukra lagi-lagi mengernyitkan kening. Kerut di dahinya terlihat semakin bertambah. Dalam waktu itu,...
Simbara mengulur waktu sebelum bergeser tempat menuju beranda. Ia tidak ingin terlalu lama berada di beranda selagi ada orang selain Agung Sedayu. Ketika seorang pengawal...
Pengintai itu adalah Simbara yang mengambil jalan memutar. Simbara tidak ingin para pengawal kademangan mempunyai pikiran bahwa ia tengah membayangi Bunija beserta tiga orang lainnya....
Para pengawal yang berada di banjar kebanyakan adalah anak-anak muda yang berusia tidak terpaut jauh dari Simbara atau Sayoga. Maka mendengar perkataan Simbara yang mengejutkan,...
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.