Namun usaha mereka menemui hambatan ketika para prajurit Demak menghanguskan semua yang ada di atas kapal. Maka tak ada lagi pilihan bagi orang-orang Blambangan...
Gelar yang mirip Supit Urang itu lantas berubah menjadi gelar yang lain. “Cakrabyuha,” desis Raden Trenggana tatkala melihat perubahan gelar pasukannya....
Tanpa perlawanan yang memadai dari prajurit Demak, Banyak Kitri menghentak lambung kapal berulang-ulang. Maka air pun menyembul dari bawah dan perlahan mulai menggenangi bagian dalam...
Inilah kehebatan pasukan khusus Blambangan. Mereka mampu bertahan lama tanpa napas di dalam air. Tubuh mereka sejajar dengan badan perahu kecil namun panjangnya nyaris setengah...
Raden Trenggana menggeleng-geleng ketika mendadak hamparan pasir yang sebelumnya penuh dengan prajurit kini semua seperti hilang. Pasukan Blambangan dengan cerdik telah menyamarkan benteng kecil mereka...
Karena kalian mungkin telah mendengar kabar bahwa aku dapat meninggalkan kapal Raden Trenggana dengan selamat. Dan mungkin saja kalian akan melihatku berlari meninggalkan medan perang....
Kegagahan laskar prajurit Blambangan tampak dari gambar-gambar yang terlukis pada bendera dan umbul-umbul. Ketangguhan mereka sebagai penjaga perairan sangat jelas terlihat sekalipun mereka tidak berada...
Hyang Menak Gudra pun mengangguk kemudian berkata pelan, ”Ki Tambak Langon telah menyediakan dirinya untuk menjadi orang yang pertama. Ia akan didampingi oleh Banyak Kitri...
“Mungkin ini adalah kelemahan kami karena Ki Rangga berada di pihak yang berbeda dengan kami,” kata Ki Lurah Sanggamurti menggelengkan kepala. “Tidak, Ki Lurah,” sahut...
“Paman berada di perairan Blambangan.” “Aku ada di dalam kapalku.” “Kedatangan Paman tidak mendapat izin dari Hyang Menak Gudra.” “Menak Gudra bukan siapa-siapa.” “Jatuhkanlah perintah...
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.