Padepokan Witasem

Tag : sabuk inten

Bab 1 - Serat Lelayu

Serat Lelayu 28 – Kemenangan Telak Arya Penangsang

kibanjarasman
Ada rasa tak percaya dalam diri Lembu Jati menyaksikan hasil akhir pekerjaan Arya Penangsang. “Sungguh, anak Surawiyata itu seperti jelmaan iblis yang berbuat tanpa dapat...
Nagasasra dan Sabuk Inten

Nagasasra dan Sabuk Inten 8 – Bayang-bayang Lawa Ijo: Kekosongan Kekuasaan di Hutan Tambak Baya

kibanjarasman
“Apa yang Nyai Wirasaba lakukan adalah sangat berbahaya. Bagaimana kalau aku tidak dapat memenangkan pertandingan ini? Barangkali Nyai Wirasaba pun akan menjadi santapan macan loreng...
Bab 1 - Serat Lelayu

Serat Lelayu 27 – Arya Penangsang Menguji Batas Kemampuan dalam Pertarungan Sengit

kibanjarasman
Namun kesadaran diri bahwa ilmunya belum teruji agar dianggap setara dengan Arya Penangsang ternyata belum menguasai perasaan Nyi Poh Gemrenggeng. Perempuan berusia lebih separuh baya...
Bab 1 - Serat Lelayu

Serat Lelayu 26 – Pertempuran Sengit Arya Penangsang

kibanjarasman
Adipati Jipang tersebut tidak menyahut. Sekilas dia memandang kedudukan Lembu Jati lalu mengubah cara bertempur. Mula-mula Arya Penangsang melompat ke tepi lingkaran yang seakan menjauhi...
Bab 1 - Serat Lelayu

Serat Lelayu 25

kibanjarasman
Namun Arya Penangsang cukup waspada. Meski tidak melihat cara lawan saat akan menyerang dari belakang, Arya Penangsang menggeser kaki sebelah, sedikit menekan lutut, lantas menerjang...
Nagasasra dan Sabuk Inten

Nagasasra dan Sabuk Inten 7

kibanjarasman
Kecuali itu, bila Lawa Ijo telah menyatakan diri untuk mengambil bagian dalam pertemuan itu, pastilah bahwa pagi-pagi ia telah mempersiapkan diri. Ini berarti bahwa Lawa...
Nagasasra dan Sabuk Inten

Nagasasra dan Sabuk Inten 6

kibanjarasman
Ki Asem Gede melanjutkan ceritanya. “Apalagi ternyata suara tertawa itu tidak segera berhenti. Tetapi gelombang demi gelombang terdengar seperti susul-menyusul. Seperti datangnya ombak lautan segulung demi...
Nagasasra dan Sabuk Inten

Nagasasra dan Sabuk Inten 5

kibanjarasman
SAMPARAN memperdengarkan suara tertawa yang hambar dan dingin. Sebentar ia memandang wajah Mahesa Jenar yang dikagumi. Sorot matanya memancar aneh, sebagai sorot mata anak-anak yang...
Nagasasra dan Sabuk Inten

Nagasasra dan Sabuk Inten 4

kibanjarasman
TETAPI segera kaki itu ditarik, dan sekali menggeliat Mahesa Jenar telah berdiri di belakang Watu Gunung. Tangannya bergerak cepat sekali ke arah kepala Watu Gunung....
Nagasasra dan Sabuk Inten

Nagasasra dan Sabuk Inten 3

kibanjarasman
SAMPARAN menarik alisnya tinggi-tinggi, kemudian menjawab, “Keadilan yang tertinggi terletak di tangan takdir. Karena itu pembelaan dalam persoalan ini pun sudah seharusnya kalau didasarkan atas hal...
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.