Ki Garu Wesi memandang dua orang di dekatnya itu secara bergantian. Sejenak dia memutar ulang pertemuan-pertemuan yang dilakukannya di sekitar Watu Sumping. Tiba-tiba dia berdiri...
“Tiga keadaan yang membuatnya tampak disegani atau bahkan membuatnya sudah dapat menguasai seluruh sendi kehidupan di kademangan ini,” batin Pangeran Selarong setelah merenungi pokok pikirannya...
Setelah mengucap beberapa kalimat permintaan maaf mewakili Pedukuhan Jagaprayan, Pandan Wangi berkata, “Pangeran, kedatangan Pangeran di pedukuhan menjadikan saya sedikit tahu bahwa ada berita menyimpang...
“Mereka benar-benar tidak menghargai Pangeran sebagai pejabat tinggi Mataram,” bisik senapati – yang mengiringi Pangeran Selarong – dengan geram. “Diamlah,” ucap Pangeran Selarong dengan nada...
Pangeran Selarong tidak menyerah. Meski setiap serangannya selalu kembali menjadi mentah di tangan Pandan Wangi, pangeran Mataram itu tetap melabrak dengan garang. Hanya saja, orang...
Setelah mengucapkan beberapa pesan terakhir, mereka pun mengambil jurusan yang berbeda. Agung Sedayu tengadah sambil berharap dalam hati agar salah satu dari mereka dapat bertemu...
Pandan Wangi memandang lurus pada lawan bicaranya, kemudian berkata, “Aku harap kau menyadari bahwa dengan memasuki pedukuhan, maka besar kemungkinan seseorang tidak dapat kembali pulang....
Orang-orang yang berada di sekitarnya pun berdebar-debar. Pasukan yang dilaporkan penghubung pada ketua regu jaga bukan termasuk orang yang sedang ditunggu. Mereka tahu itu adalah...
“Perhatian penuh,” ulang Ki Patih perlahan. “Aku tidak mengerti maksudmu dari istilah itu. Meski demikian, aku pun ingin menebak bahwa langkah Pandan Wangi adalah pernyataan...
Ki Sangayudan cerdik mengambil nama Pangeran Selarong, bukan Pangeran Purbaya. Dia paham bila menyebut nama Pangeran Purbaya bersanding dengan Ki Patih, maka Agung Sedayu pasti...
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.