Padepokan Witasem
kepak sayap angsa, padepokan witasem, prosa liris
KBA

Rengkuh Ombak Panarukan

Kue itu..
Merah..
Kenyal..
Orang kata dia lengket dan dari ketan..

Tapi dia tak peduli.. Kamu ingat bahwa separuh masa kau goncang sampan dengan alunan kata..

Kau urai setiap gulungan ombak dengan hangat sinar mata..

Kamu tahu?
Tak ada air yang memasuki celah lantai sampan..

loading...

Kering.

Kamu tahu?
Berdiri di atas sampan itu sulit. Walau tak sesulit menenun uap air menjadi awan..

Kamu tahu?
Aku lakukan itu.

Lalu kamu desahkan nafas, ”Untuk aku?”

Gagak Panji membuang muka. Selintas kenang tegar Nusa Barung menjulang di lepas pantai. Dia mencoret angin dengan ujung kail. ”Kalau ada kata yang dapat aku gores di permukaan laut ini, tentu hanya dia yang mengerti.”

 

Baca pula kisah silat zaman Kesultanan Demak ; Penaklukan Panarukan

Wedaran Terkait

Wong Edan

admin

Terbit ; Novel Penaklukan Panarukan

kibanjarasman

Tanpa Tudung

admin

Satu Kata Saja

kibanjarasman

Rahwana dan Wanita

kibanjarasman

Puisi : Ruas Malam

kibanjarasman

Leave a Comment

error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.