Agung Sedayu menebar pandangan, lalu, ”Para pengikutmu telah berada dalam penjagaan para pengawal Menoreh. Semua hasil kejahatan kalian pun telah kami kumpulkan. Lalu nasib kalian...
Meskipun pertarungan itu menjadi semakin sengit dan menggetarkan orang yang berada di sekitarnya, namun kedua orang itu seperti tidak peduli dengan keadaan sekitarnya. Dalam hati...
Pager Waja pun kemudian meniru Sukra yang berlarian saat menghindar dari serangannya. Maka yang terjadi kemudian adalah keduanya saling berkejaran, saling menjauh saat salah satu...
Agung Sedayu masih belum dapat menduga maksud Ki Tunggul Pitu. Namun kemudian ia melambai memanggil seorang pengawal. Agung Sedayu membisikkan satu dua patah kata yang...
“Kau telah putus asa, petani sial,” berkata Pager Waja dengan nada menghina. Kemudian, ” Kau belum mengenal nama Pager Waja dan kau pasti mengalami kesusahan...
Pager Waja yang melihat sikap Sukra pun dapat menyadari bahwa Sukra agaknya benar-benar telah bersiap dalam keadaan yang sebenarnya tidak memberinya keuntungan. Dalam pada itu....
Lawan Sukra segera menoleh sekelilingnya, ia menjadi tegang dan cemas karena Sukra memang berkata sebenarnya. Namun kemudian ia berkata, ”Orang-orang biasa memanggilku sebagai Pager Waja....
Ki Jayaraga tidak dapat berbuat lain selain memusatkan perhatiannya pada lawannya itu. Dalam pada itu, Ki Jayaraga merasa telah memasuki jebakan yang sengaja dilakukan oleh...
“Ki Garu Wesi,” sahut Ki Jayaraga, ”dengan perbuatanmu dan setiap sikap yang dilakukan oleh pengikutmu terhadap Tanah Menoreh maka sesungguhnya kau tidak pantas disebut sebagai...
Ki Jayaraga hampir tidak dapat menguasai diri. Ia menggeram marah melihat bagian dalam rumah Agung Sedayu yang porak poranda seperti terhempas angin puting beliung. “Hentikan...
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.