“Rasanya saya tidak lagi dapat melihat jalan yang lain,” kata Prastawa. Dalam pandangannya, semua yang dikatakan oleh Untara, Agung Sedayu maupun Ki Widura adalah kebenaran...
“Tidak, tidak perlu,” kata Ki Widura, “kenyataannya adalah mereka menyebut Lemah Cengkar. Itu mempunyai kemungkinan yang dapat diperkirakan. Pertama, mereka memang telah bermukim di sekitar...
“Baik, aku setuju.” Untara menegaskan kemudian, “Paman, Sabungsari dan engkau , Prastawa. Mungkin yang dimaksud Agung Sedayu adalah kita tidak terjebak dalam perdebatan tentang Pangeran...
“Kita tidak berada di ruang ini untuk menentukan hari pertempuran. Tidak juga untuk melakukan pengamatan di Lemah Cengkar. Apabila kalian bertanya tentang itu, tentang pengamatan,...
Garis merah belum terlihat berpendar di kaki langit. Mereka beranjak lalu meninggalkan beranda ketika ayam jantan berkokok pada dini hari. Walau dapat dikatakan kesibukan prajurit...
Panggraita Untara mengetahui kejanggalan yang ada di dalam hati adiknya. Sekilas Ki Untara menatap wajah Agung Sedayu. Dan sebagai seorang kakak, Untara tidak dapat dikelabui...
“Seperti apakah laporan dari petugasmu, Agung Sedayu?” Pertanyaan Untara terdengar seperti sabetan benda tajam yang menggores jantung Agung Sedayu. Saat itu ia merasa sulit membedakan...
Agung Sedayu hampir menitikkan air mata. Kenangan itu sangat sederhana. Ia tumbuh tidak dalam buai kemewahan. Agung Sedayu menjadi lelaki yang tidak berkawan erat dengan...
Di pinggiran jalan yang menjadi jalur menuju rumahnya, Agung Sedayu terpaku melihat pemandangan yang aneh menurutnya. Ia menyaksikan kobaran api yang tengah bergolak pada sebuah...
“Kakang, apakah saya tidak salah melihat keadaan?” tanya Agung Sedayu. Orang yang dipanggilnya kakang adalah Wasana, seseorang yang mengenal dekat keluarga Ki Sadewa. Raut wajah...
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.