“Marilah kita pergi dari sini sebelum orang-orang menaruh kecurigaan,” kata Ki Wijil, kemudian ia melanjutkan, ”sebaiknya kita melihat-lihat tempat yang lain.” “Pasar,” Sayoga berkata. Nyi...
Ketiga orang itu berjalan dengan pandang menebar sejauh mata memandang. Tampak hamparan padi yang mulai berbulir kekuningan. Sementara sinar matahari masih di ambang batas cakrawala,...
“Dan kau ingin membalas dendam untuk kematian mereka bertiga?” “Bukankah itu wajar? Kalian orang-orang Menoreh, terutama engkau Agung Sedayu, telah mempermalukan perkumpulanku. Mereka bertiga adalah...
Menuju Kotaraja Awan tipis berarak seperti kabut putih yang perlahan terhembus angin pegunungan. Matahari yang mulai menghangatkan tubuh pun perlahan menanjak langit. Jalan setapak di...
Agung Sedayu Terpedaya Terdengar kicauan burung-burung liar di pepohonan yang tumbuh di belakang pekarangan rumah yang dihuni oleh satu keluarga kecil. Langit yang cerah menjadikan...
Alas Kata Alhamdulillah. Segala puji bagi Dzat Yang Menguasai Ruh. Saya, mewakili penulis, mengucap syukur atas selesainya novel Penaklukan Panarukan. Shalawat dan salam semoga...
Dia mengaku bernama Tobil. Tetapi bukan seekor kadal meski tak sedikit orang mengira dia adalah siluman biawak. “Sengkuni,” tiba-tiba ia menyebut nama. Aku menunggu. Dia...
Pengakuan Tobil Dia mengatakan bahwa aku benar, tetapi? Apakah ada sesuatu yang tersembunyi? Aku termangu, bukan karena tidak mengerti maksudnya dengan kata “benar”, tetapi karena...
error: Anda tidak diperkenakan menyalin tanpa izin.